20 Oktober 2019

Sepenggal sajak tentang, Happy (Failed) 3rd Anniversary

Teruntuk kamu, yang hadir dengan kesederhanaan.

Banyak orang meyakini, kita adalah dua manusia yang tak sepatutnya bersama.
Selayaknya kita tak perlu saling tertawa dan saling membuat bahagia.

Dulu kita masih sama-sama keras kepala.
Mengacuhkan pendapat mereka dan menciptakan kisah kita sendiri.
Tanpa perlu ada yang tahu kita terus berbahagia.
(atau hanya aku saja yang bahagia?)

Lalu kamu menyerah. Pun begitu denganku.

Dan pada akhirnya kita memutuskan untuk menulis kisah kita masing-masing.

Seseorang berkata padaku,
Terkadang kita harus sadar kapan saatnya untuk meraih dan kapan saatnya untuk melepas.

Aku percaya.
Bukan suatu kebetulan Tuhan mempertemukan kita dalam satu skenario.
Jika saat ini kita tidak lagi menjadi tokoh utama dalam skenario itu, tidak apa.

Bukannkah hati selalu tahu kemana dia akan kembali?

Mungkin benar, dia rumah bagimu. Bukan aku.

07 Oktober 2019

Still never enough

I think you love me, but we can’t escape the fact that i’m not enough for you. 
I knew this was going to happen. So i’m not blaming you for (still) choose her. 
I’m not angry, either. I should be, but I’m not. 
I just feel pain. A lot of pain. 
I thought i could imagine how much this would hurt, but i was wrong.

I know, i still never enough for you. And for your family.
Just her. Only her.

Goodbye for the third time.
Just go away for me. And i will be fine, trust me.

Diya
07 Oktober 2019