28 Juli 2012

Rahasia hati Ify


“You’re my everything. Would you be my girlfriend?”

***

Daun-daun dari pohon-pohon yang tumbuh di taman SMA Cakra Buana satu persatu mulai berguguran. Angin berhembus dengan tenang. Di bangku taman panjang berwarna coklat seorang gadis berkuncir kuda duduk sambil menekuri sebuah novel tebal. Bola matanya bergerak lincah ke kiri dan kanan dari balik kacamata berframe bulat berwarna hitam.
“Fy...” pekik sebuah suara yang tak asing lagi untuk gadis itu. Mario, laki-laki berpostur tinggi kurus itu lalu duduk disampingnya. “Ify.” Panggil Rio lagi.

16 Juli 2012

Elegi dalam Ramadhan


Siang ini, terlihat awan berarak-arak dengan gumpalan kapas berwarna hitam pekat di langit. Tanda akan segera turun hujan. Hujan selalu mengingatkan Rio tentang kenangan itu. Kenangan dengan seorang gadis yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya. Rio masih mengingat jelas hari itu, tiga tahun yang lalu, saat menjelang Ramadhan 1430 H.

Saat itu hari masih siang, ketika Ify datang  ke rumah Rio dengan membawa baki berisi hantaran makanan  ringan, padahal saat itu hujan sedang turun deras.
“Ini buatan Mama dan Ify, Tante. Cobain ya!” kata Ify pada Mama Rio.
“Sejak kapan kamu bisa masak, Fy? Bilang aja itu masakan Tante Gina.” Celetuk Rio sambil mengelap rambutnya yang basah dengan handuk.
“Rioooo!” Mama mendelik.
“Kalaupun benar itu masakan Ify, pasti nggak enak, Ma. Mending nggak usah dimakan deh.” Kata Rio sambil mengangkat sebelah alisnya.
“Rioooo!” Mama kembali mendelik.
Ify membelalak. “Yaudah kalo kamu nggak mau makan, buat Tante Manda aja.” Ify menjulurkan lidahnya kearah Rio.