01 Desember 2017

AYAH

Katanya, aku mirip ayahku. 
Cuek, jutek, emosional, dan banyak hal lainnya yang terdengar negatif.

Ah, ku akui memang, aku bukan orang yang sempurna. 
Demikian pula dengan ayahku.


Tapi mereka tidak tahu, didikan sepeti apa yang ayahku berikan kepada ku, dan juga adik-adikku.

Aku ingat waktu itu, ayahku berkata padaku 
“Nang, jika kelak kamu dewasa, jangan pernah lupa pada keluargamu, pada adik-adikmu. Karena jika mama, dan papa tidak ada, kamulah yang menjadi orang tua bagi adik-adikmu.” 
Kala itu aku hanya menjawab iya, tanpa tahu tanggung jawab seperti apa yang kelak akan aku dapat.

Papa juga bilang, “Keluarga ya seperti ini, makan bersama, tertawa bersama, dan menangis bersama. Banyak diluar sana keluarga yang tidak bisa merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Uang sih berkelimpahan, tapi untuk merasakan keakraban bersama keluarga pun tidak bisa. 
Jadi, tak masalah kita miskin, yang penting punya keluarga. Ya yang seperti ini.”

Lagi katanya, “Bertengkar dalam keluarga itu biasa. Namanya juga keluarga, pasti ada pertengkaran. Yang penting saling menyayangi. Kalau kamu punya makanan, ya jangan dimakan sendiri. Pikirin juga adik-adikmu. Kalau kamu kenyang, jangan sampai kamu biarkan keluargamu kelaparan. Kalau kamu bahagia, ya kamu bagi juga kebahagiaanmu ke keluargamu. Karena orang yang selalu ada disisimu itu ya keluarga. Bukan teman atau tetangga.”

20 tahun sudah aku bersamanya, penuh suka dan duka yang mewarnai kehidupan. 
Beliau bukanlah ayah yang sempurna. Tapi beliau adalah ayah yang paling ku sayangi di dunia.

Terima kasih Papa, untuk kasih sayangmu selama ini.

Maaf kala itu aku pernah menyalahkanmu.
Maaf kala itu aku tidak mengerti apa yang engkau rasakan.

SELAMAT ULANG TAHUN PAPA