Disaat kata maaf tidak lagi berarti. Segala perbuatan seakan menjadi tak berguna. Hanya ada cacian yang membendung amarah. Bahkan jarak kini tak lagi memihak pada kita. Lalu apa yang harus ku lakukan? Bukankah hanya ada satu kata yang kau yakini? Aku yang salah. Dan aku-lah penyebab semua ini. Begitukan?
Kini, aku kembali merindukan saat itu. Saat dimana masih ada kata maaf bagiku. Saat dimana kau menasehatiku. Tawa yang berganti menjadi cela, bisakah kita kembali ke masa itu?
Aku manusia dan kau manusia. Kita sama-sama manusia. Salah sudah menjadi teman kita, bahkan sejak dulu Adam dan Hawa diciptakan.
Salah memang tetap salah. Tapi selayaknya seorang manusia ia akan kembali terjebak dalam kesalahan. Sebab hanya Tuhan yang benar. Lalu, mengapa kau tetap bungkam? Begitu salahnyakah aku? Atau begitu hinanyakah aku sehingga kata maaf tidak pantas ku dapatkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar